INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Pengertian Individu
Pengertian Individu menurut bahasa latin berasal
dari kata Individium, yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa inggris
individu berasal dari kata in dan divided. Yang artinya
tidak berbagi. Jadi Individu merupakan suatu sebutan yang dapat di pakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. (Dr.M.Mudanandar
s, Ilmu Sosial Dasar refika Aditama hal. 113).
Dapat di uraikan bahwa Individu merupakan seorang
yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Makna
manusia menjadi Individu apabila pola tingkah laku massa yang bersangkutan.
Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia
adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia
yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam
dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa,
rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang
dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan
hakikat yang sama.
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat
menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang
menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan
manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan
dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima
oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk
sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
\ B. Pengertian Keluarga
Keluarga di artikan sebagai suatu satuan sosial
terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang di tandai dengan
adanya kerja sama ekonom. Fungsi keluarga itu sendiri adalah berkembang biak,
mensosialisasi, mendidik anak, atau merawat orang tua. Bentuk keluarga terdiri
dari seorang suami, seorang istri, anak-anak dan biasanya tinggal dalam satu
rumah yang sama (keluarga inti). Secara resmi terbentuk dari hasil perkawinan.
Dalam pertumbuhkembangan suatu individu tak dapat
terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap serangan
penyakit sosial sejak dini. Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan
kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana
anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk
memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah,
namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga
nonmateri.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan
keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi
penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam
keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat.
Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Namun secara umum fungsi keluarga meliputi sebagaui
berikut :
1.
Pengaturan
seksual
Dapat di bayangkan apabila tidak ada keluarga maka
akan terjadi seks bebas yang di akibatkan tidak adanya pengaturan seksual. Oleh
karena itu disinilah fungsi keluarga agar pengaturan dapat di kontrol dan tidak
ada lagi kelahiran di luar nikah serta anak memiliki orang tua yang jelas.
2.
Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk membentuk keturunan,
walaupun banyak yang berpandangan bahwa anak akan membawa beban hidup, dan ada
pula yang mengharapkan banyak anan untuk jaminan bagi orang tua di masa depan.
3.
Sosialisasi
Sebelum sosialisasi dalam masyarakat ada halnya kita
bersosialisasi terlebih dahulu dalam keluarga sehingga terbentuknya
kepribadian, sikap, perilaku, dan tanggapan emosinya, sehingga ketika terjun
dalam masyarakat dapat di terima dengan baik.
4.
Kontrol Sosial
Keluarga mempunyai fungsi dalam bersosialisasi, yaitu
bagi individu pada saat tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai
sebagai macam tuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, dan
berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadian.
C.
Konsep Individu dengan Keluarga
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya
dibentuk oleh tiga aspek yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan
sosial. Dalam perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh
Dick Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi.
Sosialisasi inilah yang membantu individu
mengembangkan ketiga aspeknya tersebut. Salah satu bentuk sosialisasi adalah
pola pengasuhan anak di dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga
adalah sebagai media transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut
masyarakat kepada anggotanya yang baru.
Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di
mana dalam proses pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan
tujuannya sendiri. Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap
melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini
terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan
akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa
pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
D.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok individu yang
mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan Budaya. Menurut
Koentjaraningrat masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dalam arti sempit atau arti
kata masyarakat berasal dari kata bahasa Arab “syaraka” berarti ikut serta atau
berpartisipasi.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat
dapat digolongkan menjadi :
1.
Masyarakat
sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan
dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan
alam yagn buas saat itu.
2.
Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan
sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
E.
KONSEP MASYARAKAT
Masyarakat
adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara
bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa
individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan
bersama yaitu meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan
kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi,
adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok.
Di dalam tubuh
masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian
sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam
masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk
mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang
telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah
disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah.
Apa yang menjadi
kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain
diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini
dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah
sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola
yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola
atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari
proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
F.
Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu
untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai
individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah
individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga
pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka
mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat
merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan
apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara
individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih
dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber.
Individu belum bisa dikatakan sebagai individu
apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan
potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan
potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media
keluarga dan masyarakat.
1.
Makna Individu
Manusia sebagai makhluk individu mengalami
kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya dengan
mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya manusia
dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan, karena ia mempunyai rasa
keindahan, rasa estetis dalam individunya.
2.
Makna Masyarakat
Makna masyarakat termasuk juga dengan pengertian
dari masyarakat tersebut yaitu merupakan istilah yang digunakan
untuk menerangkan komuniti manusia yang
tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu.Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat atau tidak dibuat oleh
kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam
pengkajian sains sosial.
3.
Makna Keluarga
Makna keluarga termasuk juga dengan pengertian
keluarga yg saya ketahui seperti betikut yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak
serta bebarapa orang lain yang masih terikat dalam hubungan darah dan saling
ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.
4.
Hubungan antara
individu, keluarga dan masyarakat
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan
adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai
keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun
kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk
mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga
dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek
sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana
bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia
Aspek individu, keluarga dan masyarakat adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada
keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain
untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan
keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan
aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari
keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama
seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu
individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam
menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak
ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebu
G.
Kasus
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan
yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial,
musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah
sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dan
lain-lain.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dan
lain-lain.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan
makanan, dan sebagainya.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat,
dan sebagainya.
Kenakalan Remaja
Kebut kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya
yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan
membahayakan orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti
coret-coret dinding di jalan, minum-minuman keras, berdandan yang tidak
semestinya ataupun menggunakan narkoba.
Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai
berikut:
1. Kurangnya perhatian dari orang tua.
2. Pengaruh lingkungan pergaulan.
3. Kurang mantapnya kepribadian diri.
4. Jauh dari kehidupan beragama.
Masalah sosial yang satu menjadi penyebab munculnya
masalah sosial lainnya. Bahkan ada yang saling timbal balik. Misalnya orang
bisa bodoh karena tidak punya biaya atau miskin. Dan orang yang miskin juga
bisa karena bodoh. Biasanya penyandang masalah sosial tidak hanya memiliki satu
masalah.
Masalah sosial yang dimaksud adalah masalah sosial
yang menyangkut diri individu, bukan masalah sosial kemasyarakatan. Masalah
sosial yang dimaksud di dalam kajian ilmu Sosiologi adalah masalah-masalah
sosial yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat dan obyeknya adalah
masyarakat, seperti pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, perbedaan strata
ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Sementara dalam Bimbingan dan Konseling,
obyek masalah sosial adalah individu manusia dalam hubungannya dengan individu
lain.
Masalah sosial individu bersumber dari Masalah pribadi
individu.
Jika dipahami bahwa masalah sosial berkenaan dengan
individu. Maka, lahirnya masalah sosial dalam individu pada dasarnya merupakan
efek atau pengaruh dari masalah pribadi yang terjadi dalam diri individu
tersebut. Misalnya, individu yang mengalami masalah pribadi disebabkan orang
tuanya dirumah tidak harmonis, individu tersebut menampakkan gejala-gejala
perilaku pendiam dan murung saat di sekolah dan ketika bergaul dengan
teman-teman. Gejala itu kemudian menahun dan menjadi sebuah masalah sosial
yaitu mengucilkan diri dari pergaulan dengan teman-temannya. Dapat dilihat
disini bahwa sumber utama masalah sosial yang dialami individu adalah masalah
pribadi.
Tugas-Tugas
Keluarga :
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1.
Pemeliharaan
fisik keluarga dan para anggotanya.
2.
Pemeliharaan
sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.
Pembagian tugas
masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4.
Sosialisasi
antar anggota keluarga.
5.
Pengaturan
jumlah anggota keluarga.
6.
Pemeliharaan
ketertiban anggota keluarga
7.
Penempatan
anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.
Membangkitkan
dorongan dan semangat para anggotanya
Namun di dalam kehidupan keluarga tentu saja ada
hambatan atau masalah-masalah dalam menjalankannya dan itu tidak dapat
dipunkiri lagi. Masalah-masalah ini terjadi karena disebabkan adanya unsur atau
aturan-aturan tertentu yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sehingga dampak yang terjadi adalah rasa kekecewaan dan penyesalan.
Masalah sosial dalam keluarga dapat diklasifikasikan atas dasar faktor
ekonomi, faktor biologis, dan faktor psikologi.
H.
Upaya Pemecahan Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah perkara yang
mudah. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai masalah sosial dengan
melibatkan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat,
lembaga-lembaga sosial dan lain-lainya. Kamu pun sebenarnya dapat berperan
serta dalam mengatasi masalah sosial tersebut. Tentu saja sesuai dengan
kemampuanmu masing-masing.
Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah
dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial :
1. Pemberian Kartu Askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada
keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan
Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes. keluarga miskin dapat berobat di rumah
sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2. Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan
dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin
diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan
pangannya.
3. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari
sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya
pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program
penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang
tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang
sekolah.
4. Sekolah Terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu
belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai
siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun
sudah bekerja.
5. Program Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa
kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan
program pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus
sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan keterampilan.
6. Pemberian Bantuan Tunai Langsung (BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak
berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan
Bakar
Minyak (BBM).
Minyak (BBM).
7. Pemberian Bantuan Modal Usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat
miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha
kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi
angka pengangguran dan kemiskinan. Selain berbagai bantuan dari pemerintah, ada
juga pihak-pihak lain yang juga turut membantu mengatasi masalah sosial, antara
lain:
a. Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang
mampu.
b. Para tokoh agama memberikan penyuluhan tentang
keimanan dan moral dalam menghadapi.
c. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan lain memberikan bantuan, beasiswa, modal usaha, penyuluhan, dan
pendidikan.
d. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF dan
WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah
sosial.
e. Organisasi pemuda seperti karang taruna dan remaja
masjid mendidik dan mengarahkan para pemuda putus sekolah untuk berkarya.
Sehingga ikut mengatasi masalah pengangguran.
f. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada
masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan, bakti sosial ataupun melatih
keterampilan.
g. Menahan ego pada diri kita dalam kehidupan di
keluarga.Upaya ini dilakukan agar masalah yang dihadapi dapat selesai secara
baik-baik.
Komentar
Posting Komentar